Thursday 13 October 2016

Mari Kenali Doa Taize


Taizé merupakan sebuah nama desa kecil di Burgundy, Perancis, tempat awal mula komunitas ini berdiri. Komunitas Taize pada awalnya merupakan komunitas para biarawan Kristen yang didirikan atas dasar cinta kasih dan persaudaraan eukumenis, tanpa memandang latar belakang anggotanya. Inspirasi ini muncul setelah Perang Dunia II yang mengerikan, di mana bangsa-bangsa Eropa terpecah belah, termasuk perpecahan hebat dalam agama Kristen sendiri (Katolik, Protestan, Ortodoks, Anglikan dan sebagainya). Bruder Roger Louis Schutz yang prihatin dengan hal tersebut, bersama para biarawan saat itu, mulai menjalankan pola hidup intensif seperti dikatakan Santo Paulus dalam surat kepada umat Efesus, yaitu selalu damai (bdk. Ef 4:2-3) dalam hidup sehari-hari mereka.

Paus Yohanes Paulus II ketika berkunjung ke Taizé pada 5 Oktober 1986, mengatakan, “Seseorang yang singgah ke Taizé bagaikan mendekati sumber mata air. Di sini seorang peziarah berhenti, melepaskan dahaganya sebentar, sebelum melanjutkan perjalannannya”. Nyayian dan doa ibadat Taizé merupakan kalimat lagu utama yang sederhana dinyanyikan berulang-ulang sambil tetap menjaga suasana khidmat. Lagu yang berirama cepat maupun lambat, keras maupun lembut, kuat maupun lirih, dibawakan terus menerus atau bersahut-sahutan, dengan beberapa lagu diselingi ayat-ayat oleh solis di sela-sela ayat utama. Beberapa lagu dibiarkan tetap dalam versi aslinya (bahasa Latin) agar karena ada teks bahasa Latin yang sulit untuk disesuaikan dalam berbagai bahasa, untuk mempermudah penghayatan, ayat-ayat solis dan doa-doa biasanya menggunakan bahasa setempat, atau setidaknya bahasa yang dimengerti oleh sebagian besar peserta ibadat.

Semakin lama komunitas doa meditatif Taizé semakin meluas. Banyak orang datang ke Taizé untuk mengikuti kegiatan berdoa sambil bernyanyi. Di Indonesia pun, Taizé telah menyebar ke dalam lingkungan Gereja, perkumpulan sekolah, hingga ke jenjang universitas.


Sumber : AtmaJaya

No comments :

Post a Comment